Senin, 28 September 2015

Myanmar the golden land 1

Downtown Yangon

Myanmar menjadi salah satu negara yang sudah lama ingin saya datangi. Foto-foto sunrise di Bagan, Pagoda Shwedagon yang megah dan bersejarah serta keunikan-keunikan lain menjadi “magnet” untuk saya segera datang kesana. Mulai sekitar pertengahan tahun 2014 Warga Negara Indonesia sudah bebas visa untuk mengunjungi Myanmar, tentunya ini menjadikan saya semakin bersemangat karena tidak perlu biaya dan repot-repot mengurus visa di Jakarta. Berawal dari adanya promo tiket murah dari Air Asia pada bulan September 2014 saya akhirnya membeli tiket tujuan Yangon, untuk keberangkatan Agustus 2015. Tiket Yogyakarta-Kuala Lumpur-Yangon PP saya dapat dengan Rp. 1.290.000,- , lumayan lah hehehe... Setelah mendapatkan tiket, saya segera mengumpulkan info-info tentang perjalanan  ke Myanmar di Internet. Saya berusaha mencari info sedetail mungkin supaya mempermudah perjalanan saya di Myanmar, mengingat saya cuma sendirian dan baru pertama kali keluar negeri hehehe. Sebulan sebelum berangkat saya baru membuat paspor dan menukarkan Rupiah ke USD dan Ringgit.

Tanggal 21 Agustus 2015 datang juga, sehabis jumatan saya langsung bersiap-siap menuju bandara Adi Sucipto, Yogyakarta. Perasaan saya waktu itu lumayan tegang karena akan melakukan perjalanan sendirian keluar negeri yang merupakan pengalaman pertama. dag dig dug rasanya hehe. Jam 5 sore pesawat Air Asia yang saya naiki lepas landas dari bandara Adisucipto menuju KLIA2 di Kuala Lumpur. Setelah terbang sekitar 2,5jam akhirnya pesawat sampai juga di bandara KLIA2. Keluar dari pesawat saya langsung berjalan menuju imigrasi yang jaraknya lumayan jauh, membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk sampai di konter imigrasi. Selain paspor saya juga menyiapkan tiket balik dan print-an booking hotel untuk jaga-jaga kalau nanti ditanyakan sama petugas imigrasi.

Alhamdulillah urusan di imigrasi berjalan lancar, saya tidak disuruh menunjukan tiket balik ataupun lainya. Waktu itu sudah pukul 9 malam lebih dan perut sudah mulai lapar, keluar dari imigrasi saya langsung mencari makan. Kalau melihat luas dan isinya, bandara KLIA2 ini menurut saya malah lebih mirip Mall. Saya memilih makan malam di KFC, yang menurut saya cukup murah dan mengenyangkan hehehe.

Biksu-biksu kecil di depan city hall

Pesawat yang akan membawa saya ke Yangon baru akan berangkat jam 7 pagi. Karena cukup lama waktu transitnya saya mencari tempat yang nyaman untuk sekedar istirahat/tiduran. Di bandara KLIA2 ini saya lihat banyak juga yang tidur-tiduran di kursi ruang tunggu, bahkan di kursi2 restoran juga banyak digunakan untuk tidur hehehe. Setelah menemukan kursi panjang yang masih kosong, saya langsung rebahan dan internetan menanfaatkan free wifi bandara KLIA2 ini. lumayan hehehe

22 Agustus 2015 Jam 6 pagi pesawat Air Asia lepas landas menuju Yangon. Membutuhkan sekitar 2,5jam untuk sampai Yanon Internasional Airport. Di dalam pesawat saya lihat cukup banyak tenaga kerja Myanmar yang mau pulang ke negaranya. termasuk orang yang duduk disamping saya. Saat pesawat mau landing, saya liat kaca pesawat basah terkena hujan. Bulan Agustus di wilayah Myanmar memang sedang musim hujan, bahkan di beberapa daerah terjadi banjir yang cukup besar. Selepas dari imigrasi saya menuju money changer untuk menukar USD ke Kyat. $250 saya tukarkan ke Kyat yang menurut saya cukup untuk biaya hidup 4 hari di Myanmar.

Saat keluar bandara saya melihat ada orang yang membawa kertas bertuliskan nama saya, beliau ialah Mr. Zay. Saya mendapatkan free shuttle dari Yangon Airport ke pusat kota Yangon dari hotel Ocean Pearl Inn 3 padahal saya menginap disana baru tanggal 24 Agustus. Tarif taksi dari Yangon Airport ke pusat kota Yangon sekitar 7000-9000kyat (75.000-100.000 Rupiah). Karena saya jalan cuma sendirian, free shuttle ini tentunya lumayan menguntungkan buat saya hehehe. Di Myanmar kendaraan menggunakan lajur kanan, tetapi masih banyak mobil/bus yang setirnya disebelah kanan juga. Hmmm. Perjalanan dari Airport ke pusat kota Yangon sekitar 1jam, oleh Mr Zay saya diturunkan di hotel ocean pearl inn 3.   Dari hotel kemudian saya jalan ke Mahabandoola Park yang hanya berjarak 300-an meter.

Downtown Yangon

Saya lihat mayoritas orang Myanmar masih menggunakan sarung, orang Myanmar menyebutnya Longji. Selain itu masih banyak juga dari mereka yang mengunyah daun sirih (menginang), dan mereka meludahkannya di sembarangan tempat. hmmm... Di pinggir-pinggir jalan kota Yangon ini juga banyak yang jualan Mohinga (mie dari beras) dan kopi/teh myanmar, tempat duduk untuk pembeli biasanya kursi-kursi plastik kecil, asyik juga dilihatnya. Sebenarnya ngiler juga saat melihat mohinga dihidangkan, tapi karena menurut saya tidak cukup higienis, saya tidak jadi mencobanya. hehehe.

Mahabandoola Park

Tempat bermain anak-anak 
Bangunan merah bekas penjara


Mahabandoola Park siang itu lumayan ramai dengan orang-orang yang bersantai. Di dalam taman ini juga ada wahana bermain untuk anak, jogging track, alat peraga fitnes, lumayan lengkap dan terawat. Para penjual makanan ada diluar taman dan tidak boleh masuk taman, ini menjadikan taman ini terlihat bersih dan teratur. Saat saya mau ke bagian tengah taman untuk mengambil foto, saya diikuti anak kecil penjual kartu pos. Meskipun sudah menolaknya beberapa kali namun dia masih saja mengikuti saya, mungkin karena disitu lagi sepi turis hehehe.

Setelah dari taman saya berjalan lagi ke arah Sule Pagoda yang berdekatan dengan Mahabandoola Park dan bersebelahan dengan Masjid Bengali Sunni Jameh. Saat itu saya kurang tertarik untuk masuk Sule Pagoda karena besoknya bakalan "mabuk pagoda" di daerah Bagan. hehehe. Saya berjalan menuju jembatan penyeberangan untuk mengambil gambar Sule Pagoda dari sana. Setelah cukup mengambil gambar dan "haus" melanda, saya kembali ke sekitar Mahabandoola Park untuk beli es tebu yang seger dan rasanya sedikit aneh. hehehe. 

Es Tebu

Saat duduk-duduk menikmati es tebu, tidak berapa lama hujan turun di kota Yangon. Waktu itu hujan cukup deras, memaksa saya untuk berteduh di bawah pohon. 20 menit berselang hujan sudah reda, saya segera membayar es tebu seharga 500 Kyat. Segera saya berjalan menuju hotel Ocean Pearl Inn 3 untuk menumpang mandi, ngecarge HP, Powerbank dan wifi-an , kebetulan staf hotel tadi pagi sudah menawarkan kepada saya. lumayan hehehe.

Untuk kebutuhan komunikasi dan internet selama perjalanan di Myanmar saya membeli sim card lokal Myanmar. Atas rekomendasi staf hotel saya memilih simcard dari operator MPT seharga 3000 kyat dan saya isi pulsa 5000 kyat. Saya membelinya di warung kelontong dibawah hotel Ocean Pearl Inn 3. Menurut staf hotel, MPT mempunyai jaringan yang cukup bagus di penjuru Myanmar meskipun lebih mahal dari operator lain wkwkwk. 

Malam itu saya tidak bermalam di Yangon, tetapi langsung melanjutkan perjalanan ke Bagan. Setelah batere handphone dan powerbank full, puas internetan, badan sudah seger saya kembali lagi ke sekitar sule Pagoda untuk naik angkot ber AC menuju terminal Aung Mingalar. Perjalanan dari pusat kota Yangon ke Terminal Aung Mingalar sekitar 1jam dengan tarif 1000 kyat. Jalanan kota Yangon sore itu sangat padat dan ruwet, supir angkot sangat ngawur nyupirnya, ditambah saya belum makan berat cukup membuat perut mual-mual dan pening di kepala wkwkwkwk

Angkot ber-AC (warna pink)
Sampai di terminal Aung Mingalar yang sangat luas saya dibuat bingung untuk mencari kantor bus JJ Express. Saya mencoba tanya orang-orang di terminal, mereka mengelengkan kepala semuanya karena tidak bisa berbahasa Inggris. Plakat-plakat operator bus disana juga memakai tulisan burma yang terlihat mirip cacing. fyiuuh.. Saya mencoba berjalan pelan-pelan mengelilingi terminal, kemudian ada seorang yang menawarkan bantuan (sepertinya calo wkwkwk). Saya menanyakan kepada dia lokasi kantor JJexpress, namun dia juga tidak paham maksud saya. hmmm.. Selanjutnya saya ngomong kalau mau ke kantor JJ Express untuk perjalanan ke Bagan. Sepertinya dia mengartikan saya mau membeli tiket bus ke Bagan, saya akhirnya diajak ke salah satu kantor operator bus. Setelah sampai kantor tersebut saya ngomong ke mbak-mbak penjaganya kalau sudah punya tiket bus JJ  Express. Baru setelah itu mas-mas calo tadi paham dan mengantarkan saya ke kantor JJ Express. Akhirnyaaaaa..... Mas-mas calo tadi mengantarkan saya ke depan kantor JJ Express, karena saya lihat dia ikhlas membantu saya kasih 1000 kyat :)

Untuk perjalanan dari Yangon ke Bagan saya memilih memakai operator bus JJ Express yang sudah cukup terkenal di kalangan traveler. Kelebihan operator ini selain dari pelayanan yang bagus, bus yang bagus juga menerima pemesanan lewat Facebooknya JJ express. Sekitar sebulan sebelum ke Myanmar saya sudah memesan kursi untuk perjalanan ini. Karena saya melakukan perjalanan ke Myanmar ini sendirian saya memesan kursi single yang lebih nyaman hehehe. 

Tulisannya mirip cacing semua heuheuheu

Kantor JJ Express

Bus JJ Express saat di pemberhentian pertama
Setelah sampai kantor JJ Express saya segera membayar tiket, untuk perjalanan dari Yangon ke Bagan PP saya membayar sekitar 400rb Rupiah (sory lupa pas-nya). Tidak begitu lama menunggu dikantor, penumpang diperbolehkan untuk masuk bus. Tepat pukul 8 malam bus berangkat menuju Yangon. Sekitar 30 menit perjalanan, "pramugari" bus membagikan snack dan kopi/pepsi untuk penumpang. Bus yang saya tumpangi sangat nyaman sekali, sepanjang perjalanan saya bisa tidur nyenyak. Sekitar jam 11 malam bus berhenti untuk memberi kesempatan kepada penumpang untuk makan malam ataupun ke toilet. Keluar dari bus saya menuju restoran, daftar menu disini juga memakai tulisan myanmar. duuh.... Saya akhirnya memilih restoran yang memajang makananya, kepada pegawai restoranya saya tinggal tunjuk saja makanan yang saya pilih hehehe. Malam itu saya makan nasi goreng dan minum teh panas seharga 800 kyat. Begitu perut sudah terisi saya langsung kembali ke Bus, melanjutkan tidur dan membayangkan sebentar lagi sampai di Bagan, salah satu destinasi impian saya :)

bersambung.....


Jumat, 18 September 2015

Ngopi pagi di Pantai Kesirat Gunung Kidul

Jempol diatas :D
Minggu pagi di awal bulan September 2015 kita sudah sepakat untuk menikmati pagi di Pantai Kesirat. Semua berkumpul di rumahnya Iron jam 03.00 pagi, tidak berapa lama setelahnya kita langsung memacu kuda besi ke Pantai Kesirat. Pantai ini berada di kecamatan Panggang, Kabupaten Gunung Kidul, sekitar 1,5jam perjalanan dari Wates, Kulonprogo. Pantai Kesirat ini juga lumayan terkenal sebagai spot memancing.

Tidak jauh setelah memasuki kota kecamatan Panggang, kita mampir di Masjid untuk sholat subuh. Setelah melewati jalan cor semen yang cukup panjang dengan kondisi yang kurang bagus akhirnya kita sampai di Pantai Kesirat. Ternyata pengunjung ditempat itu sudah banyak, kebanyakan dari mereka sudah datang dari kemarin untuk kamping. 

Karena pantai lumayan ramai, kita mencoba mencari tempat di bagian barat pantai ini yang masih sepi agar dapet feel-nya wkwkwkw. Tidak lama berjalan, kita menemukan tempat yang cukup lapang dengan pemandangan yang lumayan indah. Mie instan dan kopi segera dibikin, dinikmati bersama teman-teman, pagi itu terasa sempurna hehehe.

Menu andalan : mie instan :D



Pantai Kesirat

Dari kejauhan kita melihat ada tangga yang bisa digunakan untuk turun ke bawah. Karena penasaran kita langsung mendekat dimana tangga itu berada. Begitu sampai didekat tangga, ternyata jalur kebawahnya cukup menakutkan, tangganya berdiri 90 derajat dan dibawah tangga banyak batu-batu yang besar. ngeri juga wkwkwk. Tetapi karena kita orangnya sering nekat, kita memberanikan diri untuk turun ke bawah. Dengan hati-hati kita turun kebawah, karena takut licin saya memilih untuk tidak memakai sendal.  

Herman in action

Batu akik wkwk
Menikmati es tape :D


Hari sudah beranjak siang dan panas, kita memutuskan untuk kembai ke rumah. Kali ini kita melewati jalur yang tidak sama dengan rute berangkat tadi. Dari pantai kesirat kita melewati pantai parangtritis, sanden, srandakan dan akhirnya sampai Kulonprogo. Sebeluma sampai rumah Iron, kita mampir untuk menikmati es tape di Buk Begal, Panjatan yang terkenal akan murah dan kesegarannya hehehe. Sekitar jam 9.30 pagi kita sudah sampai kembali di rumah Iron.
Alhamdulillah pulang dengan selamat.

Terimakasih sudah membaca yak ;)
Keep dolan-dolan wkwkwk

Rabu, 09 September 2015

Pesona ujung timur pulau Jawa 3

Bersantai di Pulau Merah
Pagi itu badan terasa segar sekali karena tidur sangat nyenyak. Setelah beranjak dari tempat tidur, kita menuju teras rumah/homestay. Pemandangan sawah yang hijau berlatar belakang pegunungan di Banyuwangi dengan ditemani nasi tampol dan kopi membuat pagi itu terasa sempurna hehehe. Pagi itu rencananya saya mau ke Pulau Merah, Pantai Boom dan mencari oleh-oleh. Sedangkan teman saya pagi itu harus kembali ke Jogja karena besoknya sudah masuk kerja. Temen saya dari Stasiun Karangasem naik kereta Sri Tanjung sampai stasiun Lempuyangan.

homestay

Sekitar pukul 8 pagi saya meluncur sendirian ke Pantai Pulau Merah. Jalan yang dilalui kondisinya cukup bagus dan terawat, banyak juga papan petunjuk ke Pantai Pulau Merah di persimpangan jalan. Setelah naik motor sekitar 2 jam sampai juga saya di Pantai Pulau merah. Saat itu pantai cukup sepi pengunjung mengingat bukan pas liburan akhir pekan. Motor kemudian saya parkir tidak jauh dari bibir pantai, mengingat saya tidak menemukan parkiran motor disana. Selanjutnya saya membeli kelapa muda dan bersantai di pinggir pantai, menikmati keindahan pantai. Pagi itu banyak juga peselancar di pantai Pulau Merah.

sepi
Hampir 3 jam saya di pantai ini, kemudian saya memutuskan balik ke homestay untuk makan siang dan tidur siang hehehe. Siang itu saya minta dibikinkan nasi pecel sama pemilik homestay yang ternyata enak juga. Setelah kenyang saya beranjak tidur siang dan bangun sekitar jam 3 sore.

Karena pantai Boom lokasinya sangat dekat dari kota Banyuwangi, jam 4 sore saya baru meluncur kesana. Sore itu pantai Boom lumayan ramai pengunjung, semakin sore saya lihat semakin ramai.Mungkin karena pantai Boom sangat dekat dengan kota Banyuwangi menjadikan pantai ini ramai oleh warga yang ingin menghabiskan sore disini. Dari pantai Boom ini pulau Bali terlihat cukup jelas.

Pelabuhan Boom Banyuwangi

Pulau Bali dilihat dari pantai Boom
Selesai menikmati sunset di Pantai Boom saya meluncur ke kota untuk mencari oleh-oleh. Kaos bertuliskan "Banyuwangi" bisa kita dapatkan di mall yang cukup terkenal di Banyuwangi, sayangnya saya lupa namanya hehehe. Untuk oleh-oleh berupa makanan khas bisa didapatkan di toko sebelah Mall tersebut.

kota Banyuwangi
Segera setelah selesai membeli oleh-oleh saya langsung menuju homestay karena malam itu juga saya harus balik ke Jogja. Selesai mandi dan makan malam saya diantar oleh pemilik rental motor ke stasiun. Setelah menunggu beberapa saat ditemani pemilih rental motor akhirnya kereta Mutiara Timur malam tiba di Stasiun Karangasem, kereta ini yang akan membawa saya ke Surabaya. Selanjutnya dari Surabaya naik Kereta Sancaka menuju Jogja.

Perjalanan kali ini cukup mengesankan, semoga lain kali bisa kembali lagi ke Banyuwangi :)
Terimakasih yang menyempatkan waktu untuk membaca tulisan ini hehehe

Selasa, 14 April 2015

Pesona ujung timur pulau Jawa 2


Banteng Jawa Baluran

Jam 4 pagi kereta Mutiara timur malam berhenti di stasiun Karangasem. Turun dari kereta kita langsung menuju warung di depan stasiun untuk membeli beberapa barang dan mandi ditoiletnya. Motor sewaan rencananya diantar sekitar jam 5. Setelah motor datang kita meluncur ke homestay yang jaraknya hanya 500an meter dari stasiun, lokasi yang cukup strategis. Teh hangat manis hidangan dari pemilik homestay dan pemandangan pagi di depan homestay cukup menambah semangat untuk mengeksplore ujung pulau jawa ini *)meskipun ngantuk hehehe.


Tak begitu lama kita menikmati pagi di teras homestay, kita segera meluncur ke Baluran. Perjalanan dari kota Banyuwangi ke Baluran diperkirakan sekitar 1jam-an. Hujan yang cukup deras mewarnai perjalanan dari Banyuwangi ke pos pintu masuk Baluran.  Kita menunggu cukup lama di pos pintu masuk sekalian sarapan di kantinnya. 

Hujan :')

Satu jam lebih berlalu, hujan tak kunjung reda dan dapat kabar kalau ada pohon yang tumbang sampai menggangu jalan masuk ke Bekol serta banjir di beberapa lokasi. Kondisi itu tak menyurutkan niat kami untuk segera masuk ke kawasan Baluran. Untuk sampai savana Bekol jarak yang ditempuh sejauh 15km dengan jalan yang rusak dan guyuran hujan yang cukup deras. 

Jalan yang rusak dan hujan deras sepanjang jalan membuat perjalanan terasa jauh sekali. Lega sekali rasanya setelah sampai pada savana yang sangat luas, artinya kita sudah sampai savana Bekol. Terlihat banyak kawanan kera dan rusa yang ada di savana Bekol ini. 

Kawanan Rusa

Makan siang dulu gan wkwkwkwk
Alhamdulillah tidak beberapa lama setelah kita sampai di savana Bekol ini hujan langsung reda. Karena sudah lumayan lapar kita memasak mie dan kopi, terasa lebih nikmat makan dan ngopi di tempat ini hehehe. Tentunya lokasi kita untuk memasak cukup jauh dari kawanan kera yang bisa mengganggu kenikmatan hehehe.

Selanjutnya kita menuju pantai Bama yang lokasinya tidak terlalu jauh dari savana Bekol ini. Sepanjang perjalanan ke pantai Bama, terlihat banyak burung merak yang cantik *)sayang pas males ambil foto hehehe. Sesampainya di pantai, kita jalan-jalan menyusuri pantai yang sangat sepi. 

Pantai Bama
Puas keliling pantai Bama kita memutuskan untuk balik ke Banyuwangi. Saat melewati savana Bekol, terlihat gunung Baluran nampak jelas. Sudah pasti kita tergoda untuk foto-foto narsis lagi hehehe. Sore itu Banteng jawa juga terlihat kumpul di sekitar jalan yang kita lewati. Merekapun tak luput dari sasaran bidikan kamera poket saya hehehe

Awas banteng ngamuk wkwkwk

wkwkwkwk
Perjalanan ke homestay kembali dilanjutkan, dari savana Belok ini memakan waktu sekitar 2jam untuk sampai homestay. Sesampainya dihomestay kita memesan nasi tempong, kebetulan yang punya homestay juga menyediakan berbagai pilihan makanan. Sehabis mandi, perut kenyang, badan capek, ngantuk berat, rasanya berat untuk mau kemana-mana selain TIDUR Zzzzzzzz.....

dilanjut nanti ya wkwkwkwk

Pesona ujung timur pulau Jawa 1

Savana Bekol

Sekitar bulan Maret 2015 PT KAI menjual tiket promo untuk kereta kelas bisnis dan eksekutif. Sudah pasti saya tergoda kalo melihat ada tiket promo hehe, lagipula ini lah kesempatan untuk naik kereta bisnis maupun eksekutif dengan harga yang cukup terjangkau *)biasanya naik kereta ekonomi :D . Kali ini saya berencana ke Jawa Timur, karena sudah lama penasaran dengan Baluran dan Pantai Pulau Merah.

Tanggal 5 April kereta Sancaka mengantarkan saya dari Stasiun Tugu Yogyakarta menuju Surabaya. Kereta berangkat tepat pukul 06.45, dan sampai di Stasiun Gubeng Surabaya jam 12 siang kurang sedikit. Saya memiliki waktu sekitar 10 jam di Surabaya sebelum melanjutkan perjalanan ke Banyuwangi. Karena cukup lama di Surabaya saya putuskan untuk keliling surabaya naik sepeda motor sewaan hehe.

Incaran pertama saya adalah melihat Masjid Cheng Hoo, meskipun letaknya tidak terlalu jauh dari Stasiun Gubeng nyatanya saya harus tanya berkali-kali ke penduduk sekitar hehehe. Sebagian yang saya tanyai heran, kenapa motor plat L kok bisa tidak hapal jalan hehehe. Sekitar 20 menit perjalanan akhirnya sampai juga di Masjid Cheng Hoo.

Masjid Cheng Hoo

Tidak lama saya di Masjid Cheng Hoo karena harus menjemput teman saya di Stasiun Gubeng.  Teman saya dari Stasiun Wates naik kereta Logawa sampai stasiun Gubeng sekitar jam 14.00. Selepas dari stasiun kami putuskan untuk mencari makan siang dan melanjutkan keliling Surabaya-nya.

Setelah makan kita lebih bersemangat memacu motor untuk keliling Surabaya hehehe. Kanjeran Park adalah tujuan kita selanjutnya. Ternyata Kenjeran Park atau disingkat KENPARK mempunyai area yang cukup luas. Di Kenjeran Park ini kita dapat melihat diantaranya Pagoda Tian Ti, Patung Dewi Kwan Im dan pulau Madura dari Kejauhan.

Pagoda Tian Ti

Patung Dewi Kwan Im
Sekitar jam 5 sore saya ditelpon Mas Ali, teman saya yang tinggal di Surabaya. Dia yang menjadi petunjuk jalan ke Jembatan Suramadu, dan Mas Ali-lah yang malemnya mentraktir kita sate klopo Ondomohen yang rasanya Maknyusss... maturnuwun Mas Ali ;)

Jembatan Suramadu

Jam 8 malam kita sudah di stasiun karena motor sewaan sudah mau diambil hehehe. Mas Ali dan temennya *)sory lupa namanya, nemenin kita di stasiun sampe kereta hampir berangkat. Tepat jam 10 malam kereta Mutiara Timur Malam meninggalkan Surabaya menuju Banyuwangi. Di dalam kereta pinjam selimut supaya membantu untuk tidur lebih pulas, nyatanya susah tidur juga hehehe. Setelah 6 jam perjalanan sampailah kita di Stasiun Karangasem yang lumayan dingin pagi itu :).



Minggu, 21 Desember 2014

Pesta kecil di Laut Bekah

Ngopi di Laut Bekah

Berawal dari obrolan ringan di rumah salah satu teman,  direncanakanlah acara untuk menghabiskan malam minggu di Laut Bekah. Tempat yang belum ramai dan pemandangan yang indah adalah alasan kita memilih tempat tersebut. Laut Bekah berlokasi di Kecamatan Purwosari, Kabupaten Gunung Kidul. Tempat ini menjadi salah satu favorit buat penggemar rock fishing.

siap dimasak

Karena kesibukan masing-masing, selepas maghrib kita baru memulai persiapan untuk acara pesta kecilnya. Rencananya selain ngopi-ngopi kita juga akan bakar ayam. Sekitar jam 21.30 persiapan baru selesai dan kita langsung meluncur ke Laut Bekah. Dari rumah kami di Wates, Kulonprogo dibutuhkan sekitar 1,5 sampai 2 jam untuk sampai di Laut Bekah. Kondisi jalan ke Laut Bekah yang belum bagus salah satu yang menjadikan perjalanan menjadi agak lama.

Tepat jam 12 malam kita sampai di Laut Bekah, kami langsung meluncur ke Pondok AA-YKPN. Pondok tersebut di buat oleh penggemar rockfising dari AA-YKPN. Tidak menunggu lama kita langsung membakar ayam dan minum kopi. Ohh.. Nikmatnyaaa 

MakNyusss

Perut kenyang, puas ngopi dan ngobrol, selanjutnya tidak ada yang lebih nikmat dari tidur..zzzzzzz. Meskipun tidur cukup larut tidak menyurutkan niat kita untuk bangun pagi untuk menikmati keindahan laut bekah. Suasana pagi di laut Bekah ditemani kopi bersama dengan teman dekat adalah kombinasi yang luar biasa. 

perahu nelayan di sekitar Laut Bekah

Tebing

pondok AA-YKPN


foto keluarga

foto keluarga

foto keluarga


Setelah cukup puas menikmati , sekitar jam 7 pagi kita mulai meninggalkan laut Bekah. 
Sebuah pengalaman yang tidak bisa dilupakan :)

Terimakasih sudah membaca tulisan yang ga jelas ini hehehe